Perdebatan Matematika dan Pendidikan Matematika
Sebuah Solusi Filsafat
Sebuah Solusi Filsafat
oleh
Ibrohim Aji Kusuma, S.Pd. dan Prof. Dr. Marsigit, M.A.
G. Sumber-sumber
dan Batas-batas Pengembangan Ilmu (Matematika dan Pendidikan Matematika)
Tesis
Ada beberapa
pendapat mengenai sumber ilmu pengetahuan. Adapun sumber-sumber ilmu ini juga
merupakan sumber ilmu dalam ilmu matematika dan ilmu pendidikan matematika adalah
sebagai berikut[1]:
1. Empirisme
Kata ini
berasal dari Yunani emperikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia
memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata
Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Dengan
inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk
kedalam internasional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan
manusia dengan hal-hal kongkret-material. Contohnya adalah seperti orang yang
memegang besi panas, bagaimana ia mengetahui besi itu panas?. Ia mengetahuinya
dengan indera peraba. Berarti ia mengetahui panasnya besi itu melalui
pengalaman-pengalaman indera peradabanya.
John Locke
(1632-1704), bapak empiris Britania mengemukakan teori tabula rasa (sejenis
buku catatan kosong). Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong
dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia
memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan indera yang masuk itu sederhana, lama
kelamaan menjadi kompleks, lalu tersusunlah pengetahuan berarti. Jadi,
Bagaimanapun kompleks pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari ujungnya pada
pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukanlah
pengetahuan yang benar. Jadi Pengalaman indera itulah sumber pengetahuan yang
benar.
2. Rasionalisme
Rasionalisme,
yaitu aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia adalah pikiran,
rasio, dan jiwa manusia. Aliran Filsafat rasionalisme ini berpendapat, bahwa
sumber pengetahuan yang memadai dan dapat dipercaya adalah akal (rasio). Hanya
pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat yang dituntut
oleh filsafat umum dan harus mutlak, yaitu syarat yang dituntut oleh semua
pengetahuan ilmiah. Sedangkan pengalaman hanya dapat dipakai untuk mengukuhkan
kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh melalui akal. Menurut aliran ini
akal tidak memerlukan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan yang benar,
karena akal dapat menurunkan kebenaran itu dari dirinya sendiri. Metode yang
diterapkan oleh para Filsuf rasionalisme ialah metode deduktif, seperti yang
berlaku pada ilmu pasti.
Tokoh
penting aliran filsafat rasionalisme adalah Rene Des Cartes (1598-1650) yang
juga adalah pendiri filsafat modern. Pernyataannya adalah : Saya berfikir, jadi
saya ada (Cogito ergo sum). Bagi Descartes pernyataan “ Saya berfikir, jadi Saya
ada” adalah terang dan jelas, segala sesuatu yang bersifat terang dan jelas
bagi akal pikiran manusia dapatlah dipakai sebagai dasar yang tidak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya untuk melakukan penjabaran terhadap
pernyataan-pernyataan lain.
3. Intuisi
Menurut
Hendry Bergson intuisi adalah hasil dari evaluasi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia
juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang
mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Menurutnya,
intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolik, yang pada dasarnya
bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara
simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung
dan seketika. Analisis atau pengetahuan yang diperoleh lewat pelukisan tidak
dapat menggantikan hasil pengenalah intuisi.
Pendekatan
ini, membagi alam atas dua kategori, yaitu:
a. Alam
pertama, yang diobservasi dan dieksperimentasi oleh ilmu pengetahuan modern.
b. Alam
intuisi, yang berkaitan dengan jiwa yang tidak mungkin ditundukkan dengan
pengalaman atau analogi. Alam kedua ini hanya mampu ditempuh melalui pendekatan
intuisi.
4. Wahyu
Wahyu adalah
pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan nabi.
Para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah,
tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak
tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkanNya pula jiwa mereka
untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
Anti-tesis
Selama ini,
diskursus mengenai sumber ilmu masih sering terdengan khususnya antar dunia
barat dan dunia timur. Barat beranggapan bahwa satu-satunya sumber ilmu adalah
akal. Sedangkan timur beranggapan sumber ilmu utama adalah wahyu yangmana
dibarengi rasa kurang semangat dalam mencari ilmu melalui akal. Padahal
sebenarnya apapun yang bernilai baik, alam, khusus dan umum bisa menjadi sumber
ilmu. Sebagai contoh, burung menginspirasi pesawat, sarang lebah menginspirasi
rumah dan sebagainya. Dalam sisi agama, ini disebut dengan ayat kauniyah.
Sedangkan wahyu adalah ayat kauliyah. Paham rasionalilme dalam memkitang hal ini
separuh benar dan separuh salah. Jika mereka beranggapan inovasi yang muncul
berasala dari akal mereka tentu saja tidak tepat karena burung misalnya
merupakan objek riil bukan abstrak dan diluar pikiran.
Anti-tesis
dari sumber ilmu matematika yang notabene berasal dari prinsip-prinsip
aksiomatik adalah pengalaman. Dan anti-tesis dari sumber ilmu pendidikan
matematika yang bersifat sintesik adalah analitik. Ilmu matematika harus
terbuka dalam a posteriorinya dan ilmu pendidikan mateamtika harus terbuka dalam
a priorinya.
0 komentar:
Post a Comment